Pola Asuh Permisif
Pola Asuh Permisif Kebebasan Kepada Anak Menentukan Pilihan

Pola Asuh Permisif Kebebasan Kepada Anak Menentukan Pilihan

Pola Asuh Permisif Kebebasan Kepada Anak Menentukan Pilihan

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Pola Asuh Permisif
Pola Asuh Permisif Kebebasan Kepada Anak Menentukan Pilihan

Pola Asuh Permisif Adalah Mendidik Anak Memberikan Kebebasan Yang Sangat Besar Kepada Anak Dalam Menentukan Pilihan Mereka Sendiri. Dalam pola asuh ini, orang tua cenderung lebih sedikit memberikan aturan atau batasan, dan lebih bersifat mendukung keinginan anak. Meski terlihat memberikan kebebasan, pola asuh ini sering kali berisiko mengarah pada kekurangan struktur dan disiplin yang diperlukan bagi perkembangan anak.

Pada pola asuh ini, orang tua cenderung lebih bersikap seperti teman daripada figur otoritas. Mereka lebih sering menghindari konflik dengan anak dan jarang menetapkan konsekuensi dari perilaku buruk. Anak-anak diberi kebebasan lebih besar dalam hal pilihan, seperti memilih pakaian, makanan, atau kegiatan yang ingin dilakukan. Orang tua dalam pola asuh permisif biasanya tidak banyak melibatkan diri dalam membuat aturan atau memberikan batasan yang jelas.

Salah satu keuntungan dari Pola Asuh Permisif adalah terciptanya hubungan yang lebih dekat dan akrab antara orang tua dan anak. Anak merasa lebih bebas untuk mengekspresikan diri mereka tanpa takut dihukum atau ditekan. Pendekatan ini juga dapat mendorong anak untuk lebih mandiri dalam mengambil keputusan, serta mengembangkan rasa percaya diri.

Namun, kelemahan utama dari pola asuh ini adalah kurangnya pengajaran tentang batasan dan disiplin. Tanpa aturan yang jelas, anak-anak mungkin kesulitan untuk memahami konsekuensi dari tindakan mereka, yang dapat memengaruhi perilaku mereka di masa depan. Pola asuh permisif juga berisiko menyebabkan anak tumbuh menjadi lebih egosentris, kurang menghargai otoritas, dan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan yang membutuhkan kedisiplinan.

Pola Asuh Permisif dapat menghasilkan hubungan yang hangat dan dekat antara orang tua dan anak, namun tanpa keseimbangan dengan aturan dan batasan yang tegas, anak mungkin kehilangan kemampuan untuk menghargai tanggung jawab dan menghadapi tantangan hidup.

Ciri Khas Dari Pola Asuh Permisif

Gaya asuh permisif merupakan salah satu pola asuh di mana orang tua lebih cenderung berikan kebebasan yang luas kepada anak, namun dengan sedikit atau tanpa aturan yang ketat. Orang tua yang menerapkan pola asuh permisif sering kali menghindari kontrol yang ketat dan lebih menekankan pada kedekatan emosional dan kebebasan. Berikut adalah beberapa Ciri Khas Dari Pola Asuh Permisif:

  1. Kurangnya Pembatasan dan Aturan
    Salah satu ciri utama pola asuh permisif adalah kurangnya aturan dan pembatasan yang diterapkan orang tua. Anak di berikan kebebasan untuk membuat banyak keputusan sendiri tanpa banyak intervensi atau konsekuensi dari perilaku mereka. Orang tua cenderung menghindari penerapan aturan yang ketat dan lebih sering mengalah pada keinginan anak.
  2. Orang Tua Sebagai Teman, Bukan Otoritas

Orang tua dalam pola asuh permisif sering kali bersikap lebih seperti teman daripada figur otoritas. Mereka lebih mengutamakan kedekatan emosional dan hubungan yang akrab, sehingga anak merasa nyaman untuk berbicara dan berbagi perasaan.

  1. Rendahnya Konsekuensi atau Hukuman

Pada pola asuh permisif, konsekuensi atau hukuman terhadap perilaku buruk anak sering kali minim atau tidak ada sama sekali. Orang tua cenderung menghindari konflik dan lebih memilih untuk membiarkan anak belajar dari pengalaman mereka sendiri, meskipun ini dapat mengurangi pengajaran tentang tanggung jawab.

  1. Fokus pada Keinginan Anak

Anak dalam pola asuh permisif sering kali diberikan kebebasan untuk memilih apa yang mereka inginkan. Baik dalam hal kegiatan, makanan, atau bahkan keputusan hidup kecil lainnya.

  1. Kehangatan dan Dukungan Emosional yang Tinggi

Gaya asuh permisif juga dikenal dengan tingginya tingkat dukungan emosional dari orang tua. Anak merasa dicintai dan diperhatikan, meskipun tidak ada pengawasan yang ketat. Orang tua sering memberikan perhatian yang penuh kasih dan empati, namun cenderung menghindari memberikan bimbingan yang lebih terstruktur.

Kelebihan Dari Gaya Pengasuhan Permisif

Gaya asuh permisif adalah gaya pengasuhan di mana orang tua memberikan kebebasan lebih besar kepada anak dengan sedikit atau tanpa batasan yang ketat. Meskipun sering di pandang dengan kritis, pola asuh ini memiliki beberapa kelebihan yang dapat membawa manfaat dalam hubungan antara orang tua dan anak. Berikut adalah beberapa Kelebihan Dari Gaya Pengasuhan Permisif:

  1. Menciptakan Kedekatan Emosional yang Kuat
    Pola asuh permisif memungkinkan terciptanya hubungan yang sangat akrab dan dekat antara orang tua dan anak. Orang tua lebih cenderung mendengarkan dan memahami perasaan anak, yang memperkuat ikatan emosional. Anak merasa lebih di terima dan di cintai, yang mendukung perkembangan emosional mereka.
  2. Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak
    Karena anak di beri kebebasan untuk membuat keputusan sendiri, mereka belajar untuk mengambil tanggung jawab atas pilihan yang mereka buat. Ini dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka, karena mereka merasa di beri kepercayaan oleh orang tua untuk mengelola kehidupan mereka. Kepercayaan ini dapat membantu anak dalam mengambil keputusan di masa depan.
  3. Anak Lebih Terbuka dan Jujur
    Pola asuh permisif dapat mendorong anak untuk lebih terbuka dan jujur dengan orang tua mereka. Karena hubungan yang lebih santai dan tidak terlalu di batasi, anak merasa lebih nyaman untuk berbagi perasaan, masalah, dan pemikiran mereka tanpa rasa takut di hukum. Ini dapat memperkuat komunikasi antara orang tua dan anak.
  4. Menghargai Kebebasan dan Kreativitas
    Anak yang di besarkan dengan pola asuh permisif sering kali lebih kreatif dan independen. Kebebasan dalam memilih kegiatan atau menjalani hobi mereka dapat mengembangkan kemampuan mereka untuk berpikir kritis dan mencari solusi kreatif terhadap masalah.
  5. Meningkatkan Rasa Empati Anak
    Pola asuh ini juga mengajarkan anak untuk menjadi lebih empatik terhadap perasaan orang lain. Ketika orang tua menunjukkan banyak perhatian dan dukungan emosional, anak cenderung meniru sikap tersebut dalam berinteraksi dengan orang lain.

Kekurangan Dari Pola Asuh Ini

Meskipun pola asuh permisif dapat menciptakan kedekatan emosional yang kuat antara orang tua dan anak, pendekatan ini juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu di perhatikan. Kekurangan-kekurangan ini sering kali berkaitan dengan kurangnya struktur, disiplin, dan batasan yang dapat mempengaruhi perkembangan anak. Berikut adalah beberapa Kekurangan Dari Pola Asuh Ini:

  1. Kurangnya Disiplin dan Struktur
    Salah satu kekurangan utama dari pola asuh permisif adalah kurangnya disiplin dan struktur dalam kehidupan anak. Karena orang tua cenderung menghindari konflik dan pembatasan, anak-anak tidak belajar untuk mengikuti aturan atau memahami konsekuensi dari tindakan mereka.
  2. Anak Kesulitan Menghadapi Batasan
    Karena anak sering kali di beri kebebasan yang sangat besar. Mereka mungkin kesulitan untuk menghadapi batasan ketika berada di luar rumah atau di lingkungan lain yang memerlukan kepatuhan terhadap aturan. Anak-anak yang terbiasa dengan kebebasan tanpa batas dapat merasa sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan yang lebih disiplin. Seperti sekolah atau tempat kerja, di mana aturan dan batasan lebih ketat.
  3. Terjadinya Perilaku Egosentris
    Anak yang di besarkan dengan gaya asuh permisif bisa menjadi lebih egosentris dan kurang peduli terhadap perasaan orang lain. Karena mereka jarang di ajarkan tentang batasan dan konsekuensi, mereka mungkin menjadi kurang sensitif terhadap kebutuhan dan hak orang lain. Hal ini bisa mempengaruhi kemampuan mereka dalam membangun hubungan sosial yang sehat.
  4. Tanggung Jawab yang Terabaikan
    Gaya asuh permisif bisa menghambat pembelajaran tentang tanggung jawab. Anak yang tidak di ajarkan tentang konsekuensi dari tindakan mereka mungkin merasa bahwa mereka dapat melakukan apa saja tanpa harus bertanggung jawab atas keputusan yang di ambil.
  5. Ketergantungan Emosional pada Orang Tua
    Anak yang di besarkan dalam pola asuh ini bisa menjadi terlalu bergantung pada orang tua untuk dukungan emosional. Karena orang tua sering kali menghindari konflik, anak mungkin tidak belajar untuk mengatasi tantangan atau emosi mereka sendiri. Itulah tadi beberapa ulasan mengenai Pola Asuh Permisif.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait