
Adrian Gunadi Jadi Sorotan Usai Di Tetapkan Sebagai Buronan Oleh OJK Setelah Pencabutan Izin PT Investree Radhika Jaya. Sebagai mantan Co-Founder dan CE O Investree, ia kini di laporkan berada di luar negeri, menyusul kasus kresit macet besar-besaran yang melibatkan perusahaannya dan telah mengakibatkan kerugian bagi banyak pihak. Terutama, lender atau pemberi pinjaman yang bergabung dalam platform Investree. Pada Januari lalu, OJK memberikan sanksi administratif kepada Investree. Namun, kondisi perusahaan yang terus memburuk mendorong OJK untuk mencabut izin usahanya pada 21 Oktober 2024. Tindakan ini di lakukan setelah perusahaan di nilai melanggar ketentuan ekuitas minmum dan aturan lain yang tercantum dalam POJK Nomor 10/POJK 05/2022. Selain pelanggaran peraturan, penurunan kinerja Investree juga memberikan dampak buruk terhadap para lender dan menimbulkan gangguan pada layanan perusahaan kepada masyarakat. Untuk menyelesaikan kasus iini secara hukum, Adrian harus berada di Indonesia untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Namun, hingga saat ini, keberadannya di luar negeri membuat proses hukum belum bisa di jalankan. Sebelum permasalahan ini memuncak, pada awal Januari 2024, pemegang saham mayoritas PT Investree Radhika Jaya, yaitu Invesree Singapore Pte Ltd, sepakat mencopot Adrian Gunadi dari jabatannya sebagai Direktur Utama. Langkah ini di duga merupakan buntut dari kondisi keuangan perusahaan yang semakin terpuruk. Adrian juga di kabarkan mengajukan surat pengunduran diri sebelum pencopotan tersebut. Investree, yang beroperasi sebagai perusahaan peer-to-peer-lending, mengalami wanprestasi atau gagal bayar kepada lender karena keterlambatan pembayaran kredit. Berdasarkan data OJK per 12 Januai 2023, rasio keterlambatan pembayaran kredit di atas 90 hari atau TWP90 Investree mencapai 12,58 persen.
Mewakili perusahaan, Co-Founder dan Direktur Investree Singapore Pte Ltd, Kok Chuan Lim, menyatakan bahwa manajemen berupaya menyelesaikan permasalahn ini dengan restrukturisasi di tingat pimpinan serta melalui tambahan ekuitas dari investor.
Adrian Gunadi Merupakan Figur Sentral Yang Sudah Lama Berkiprah Di Investree
Adrian Gunadi Merupakan Figur Sentral Yang Sudah Lama Berkiprah Di Investree, di mana ia menjabat sebagai Direktur Utama (CEO) sejak Oktober 2015. Dengan pengalaman yang panjang ini, ia telah mengemban peran sebagai pemimpin utama perusahaan fintech tersebut selama 8 tahun dan 4 bulan. Sebagai CEO, Adrian tidak hanya memimpin, tetapi juga bertanggung jawab atas strategi, pengembangan, dan juga ekspansi Investree di pasar fintech Indonesia. Selain sebagai CEO, Adrian juga tercatat sebagai salah satu Co-Founder yang turut membidani lahirnya Investree sejak awal pendiriannya. Investree sendiri di kenal sebagai salah satu pionir di sektor layanan pinjaman peer-to-peer (P2P lending) di Indonesia. Sebagai Co-Founder, Adrian memiliki andil besar dalam membentuk dan mengembangkan visi Investree untuk memperluas akses finansial bagi masyarakat. Hal ini khususnya bagi usaha kecil dan menengah (UMKM) yang sering kali kesulitan mendapatkan pembiayaan dari lembaga keuangan tradisional.
Di bawah kepemimpinan Adrian, Investree berhasil menarik banyak perhatian dan kepercayaan dari investor lokal dan internasional. Serta, juga mengembangkan platform yang memudahkan hubungan antara peminjam dan pemberi pinjaman. Selama masa jabatannya, Adrian Gunadi juga memegang peran kunci dalam menghadapi berbagai tantangan regulasi di industri fintech yang terus berkembang. Ia berperan dalam menjaga kepatuhan perusahaan terhadap peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Serta, juga berupaya memastikan bahwa platform Investree mampu beradaptasi dengan dinamika pasar yang kompetitif. Meskipun demikian, perjalanan panjang Adrian di Investree tidak lepas dari tantangan. Baru-baru ini, Investree menghadapi sejumlah permasalahan terkait kredit macet. Hal ini yang berdampak pada hubungan perusahaan dengan para pemberi pinjaman.
Situasi ini menjadi sorotan ketika OJK memutuskan untuk mencabut izin usaha Investree. Serta, menyatakan Adrian sebagai buronan setelah perusahaannya di nilai wanprestasi dalam memenui kewajiban finansialnya. Dengan latar belakangnya sebagai Co-Founder dan Direktur Utama, Adrian Gunadi di akui sebagai sosok yang berpengaruh di dunia fintech Indonesia.
Memiliki Latar Belakang Pendidikan Yang Cukup Mengesankan
Adrian Gunadi Memiliki Latar Belakang Pendidikan Yang Cukup Mengesankan, yang tentunya berkontribusi pada kesuksesannya di dunia bisnis. Ia meraih gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Indonesia, salah satu institusi pendidikan terkemuka di Indonesia. Adrian memulai perkuliahannya di Kampus Kuning pada tahun 1995, di mana ia mendapatkan fondasi yang kuat dalam bidang akuntansi. Pendidikan yang ia terima selama masa studi sarjana ini membekalinya dengan pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip akuntansi, keuangan, dan manajemen, yang sangat berguna dalam kariernya di sektor fintech. Setelah menyelesaikan gelar sarjananya, Adrian tidak berhenti belajar. Ia melanjutkan pendidikan ke tingkat pascasarjana dengan menempuh program Master of Business Administration (MBA) di Rotterdam School of Management, Erasmus University, Belanda. Pendidikan ini diambilnya pada periode 2002 hingga 2003. Di Rotterdam, Adrian memperoleh pengalaman internasional yang berharga, serta pengetahuan yang lebih luas tentang bisnis global dan strategi manajerial.
Program MBA ini tidak hanya meningkatkan kemampuannya dalam memahami dinamika pasar dan manajemen bisnis. Tetapi, juga memberinya jaringan internasional yang dapat dimanfaatkan dalam kariernya di masa depan. Dengan kombinasi pendidikan di Universitas Indonesia dan Rotterdam School of Management, Adrian Gunadi telah membangun landasan yang kuat untuk kariernya. Gelar sarjana di bidang akuntansi memberikan keterampilan teknis yang diperlukan, sementara gelar MBA memperkaya wawasan bisnisnya. Latar belakang pendidikan ini menjadi salah satu faktor kunci dalam kesuksesannya memimpin Investree. Hal ini di mana ia menerapkan ilmu dan pengetahuan yang telah diperolehnya untuk mengatasi berbagai tantangan dalam dunia fintech.
Dengan pengalaman akademis yang mumpuni, Adrian Gunadi berhasil membawa Investree menjadi salah satu pemain utama dalam industri P2P lending di Indonesia. Keberhasilannya tidak hanya mengandalkan pengalaman praktis, tetapi juga ilmu yang diperolehnya dari institusi pendidikan terkemuka. Latar belakang pendidikan yang solid ini membuktikan bahwa kombinasi pengetahuan teori dan praktik sangat penting dalam mencapai kesuksesan di dunia bisnis modern.
Menempuh Perjalanan Karier Yang Solid Di Sektor Perbankan
Sebelum menjabat sebagai CEO Investree, Adrian Gunadi telah Menempuh Perjalanan Karier Yang Solid Di Sektor Perbankan. Hal ini yang memberikan dasar yang kuat bagi kemampuannya dalam industri fintech. Karier Adrian di dunia perbankan dimulai pada tahun 1998 dan berlangsung hingga 2002, ketika ia menjabat sebagai Manajer Produk Kas dan Perdagangan di Citibank. Dalam posisi ini, ia bertanggung jawab untuk mengelola produk-produk perbankan, memberikan wawasan mendalam tentang operasional dan strategi perbankan.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Belanda, Adrian kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Standard Chartered Bank di Dubai, Uni Emirat Arab. Hal ini sebagai Ahli Struktur Produk hingga tahun 2007. Pengalaman internasional ini semakin memperluas pengetahuannya tentang produk keuangan yang kompleks.
Dari tahun 2007 hingga 2009, Adrian menjabat sebagai Kepala Perbankan Syariah di Permata Bank. Hal ini di mana ia berfokus pada pengembangan produk keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah. Ia kemudian melanjutkan kariernya di Bank Muamalat Indonesia sebagai Kepala Divisi Perbankan Ritel dari 2009 hingga 2015, memperkuat posisinya sebagai seorang profesional perbankan yang berpengalaman dan kompeten. Dengan pengalaman luas di perbankan dan fintech, hal ini menjadi tantangan baru bagi Adrian Gunadi.