Ramadhan Di Turki Dengan Tradisi Unik Yang Meriah
Ramadhan Di Turki Dengan Tradisi Unik Yang Meriah

Ramadhan Di Turki Dengan Tradisi Unik Yang Meriah

Ramadhan Di Turki Dengan Tradisi Unik Yang Meriah

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Ramadhan Di Turki Dengan Tradisi Unik Yang Meriah
Ramadhan Di Turki Dengan Tradisi Unik Yang Meriah

Ramadhan Di Turki Terasa Semakin Meriah Dan Bermakna Dengan Mengikuti Beberapa Tradisi Unik Ramadhan Berikut Ini. Bulan Ramadan senantiasa menjadi waktu yang penuh makna serta istimewa bagi umat Islam di berbagai belahan dunia. Selama bulan suci ini, masyarakat Muslim menjalankan ibadah puasa dan memperbanyak ibadah. Kemudian umat Muslim juga akan mempererat hubungan sosial dan spiritualnya. Meskipun esensi Ramadan serupa di setiap negara, namun cara masyarakat dalam merayakannya kerap kali mencerminkan budaya dan nilai-nilai lokal yang berbeda-beda. Salah satu negara yang memiliki tradisi dan kegiatan khas selama bulan Ramadan adalah Turki. Di negara ini, umat Muslim tidak hanya menjalankan ibadah puasa dengan penuh khidmat. Umat Muslim di Turki juga melestarikan berbagai kebiasaan yang di wariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.

Di Turki, Ramadan di sambut dengan suasana yang penuh semangat dan penuh suka cita. Warga setempat tidak hanya menjalani ritual keagamaan seperti sahur, buka puasa, serta salat tarawih. Penduduk Muslim di sini juga menjalankan sejumlah kegiatan yang sudah menjadi bagian dari tradisi budaya mereka. Tradisi tersebut mencerminkan kekayaan budaya Islam Turki yang berpadu dengan warisan sejarahnya. Salah satu hal yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan di sini saat Ramadan adalah kesempatan untuk menyaksikan secara langsung keunikan tradisi tersebut. Misalnya seperti parade sahur yang di iringi dengan tabuhan drum yang di tabuh oleh para penabuh tradisional. Para penabuh tradisional ini di kenal sebagai Ramazan Davulcusu. Tradisi ini telah berlangsung sejak zaman Kesultanan Utsmaniyah dan masih di lestarikan hingga sekarang.

Selain itu, suasana malam di bulan Ramadan di Turki juga berubah menjadi lebih meriah. Terutama di sekitar masjid-masjid besar seperti Masjid Biru di Istanbul. Oleh sebab itu, berkunjung ke Turki selama bulan Ramadan akan memberikan pengalaman budaya yang berbeda dan sarat makna spiritual.

Askıda Ekmek Sebagai Tradisi Ramadhan Di Turki

Askıda Ekmek Sebagai Tradisi Ramadhan Di Turki merupakan salah satu kebiasaan yang mengandung nilai kepedulian sosial tinggi selama bulan suci Ramadan di Turki. Tradisi yang secara harfiah berarti “roti yang di gantung” ini menggambarkan wujud solidaritas serta semangat untuk menolong sesama. Hal ini terutama terhadap mereka yang mengalami kesulitan ekonomi. Tradisi ini biasanya di lakukan dengan cara membeli roti lebih dari kebutuhan pribadi di toko roti. Kemudian roti tambahan tersebut akan di gantung atau di letakkan di tempat yang telah di sediakan di depan toko. Roti-roti ini sengaja di sisihkan untuk dapat di ambil secara cuma-cuma oleh orang-orang yang berada dalam kondisi kurang mampu. Misalnya seperti para tunawisma, pengemis, atau warga sekitar yang sedang menghadapi himpitan ekonomi.

Menurut informasi yang di kutip secara tidak langsung dari Daily Sabah, kebiasaan ini di percaya berasal dari teladan yang di berikan oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW. Pada masa awal perkembangan Islam, para sahabat di kenal gemar memberikan sebagian makanan mereka kepada orang-orang yang membutuhkan. Hal ini terutama ketika bulan suci Ramadan tiba. Semangat berbagi dan menolong inilah yang kemudian menginspirasi masyarakat Turki untuk meneruskan praktik serupa melalui tradisi Askıda Ekmek.

Warga Turki meyakini bahwa dengan melakukan tindakan sederhana seperti ini, mereka dapat ikut menyebarkan kebahagiaan dan berkah Ramadan kepada lingkungan sekitarnya. Meski tampak sederhana, memberikan sepotong roti kepada yang membutuhkan dapat memberikan dampak besar bagi mereka yang menerimanya.

Mahya

Tradisi Mahya merupakan salah satu warisan budaya visual yang sangat melekat dalam kehidupan masyarakat Turki selama bulan Ramadan. Kebiasaan ini telah di lestarikan sejak masa Kekaisaran Ottoman berabad-abad silam. Hingga kini, kebiasaan tersebut masih di jaga keberlangsungannya dan menjadi bagian tak terpisahkan dari suasana Ramadan di Turki. Tradisi ini tidak hanya mencerminkan semangat keagamaan, tetapi juga memperlihatkan kemegahan seni dan estetika khas Turki yang berpadu dengan nilai-nilai spiritual.

Pada masa awal kemunculannya, mahya di kenal sebagai bentuk pesan atau kata-kata yang di susun dengan menggunakan cahaya dari lilin-lilin kecil. Cahaya ini di rangkai secara teliti hingga membentuk frasa atau kalimat tertentu yang mengandung makna religius maupun moral. Rangkaian cahaya ini juga bisa di baca dari kejauhan. Penyusunan cahaya ini di lakukan di antara dua menara masjid sehingga menciptakan tampilan yang mengesankan, terutama saat malam hari. Pesan yang di sampaikan pun bervariasi, mulai dari seruan untuk berbuat baik, ajakan mempererat persaudaraan, hingga kutipan-kutipan bijak yang relevan dengan suasana Ramadan.

Dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, tampilan mahya pun mengalami transformasi. Jika dulunya hanya memanfaatkan lilin, kini mahya di buat dengan bantuan lampu neon ataupun teknologi LED. Alhasil penggunaan lampu neon ini menghasilkan cahaya lebih terang dan warna yang beragam. Bentuk mahya modern tak hanya sebatas pada tulisan atau ungkapan tertentu, namun juga bisa berupa gambar atau ilustrasi bernilai estetika tinggi yang tetap sarat akan makna religius. Pemasangan mahya biasanya di lakukan selama malam-malam bulan Ramadan dan menghiasi langit di sekitar masjid-masjid besar. Hal ini terutama di kota-kota seperti Istanbul.

Fenomena ini menghadirkan suasana yang syahdu dan menambah semarak suasana Ramadan. Tradisi ini sekaligus menjadi daya tarik visual yang memikat mata para pengunjung. Masyarakat setempat dan para wisatawan kerap berhenti sejenak untuk mengagumi keindahan cahaya mahya.

Iftar Sofrası

Salah satu kebiasaan yang paling bermakna dan di nantikan oleh masyarakat Turki selama bulan Ramadan adalah tradisi Iftar Sofrası. Tradisi ini merupakan kegiatan bersantap bersama saat berbuka puasa setelah matahari terbenam. Momen ini bukan sekadar aktivitas untuk mengakhiri ibadah puasa harian. Lebih dari itu, tradisi ini telah menjadi simbol kebersamaan, kasih sayang, dan kekuatan ikatan sosial di tengah kehidupan masyarakat Turki. Iftar sofrası bukan hanya tentang makanan, melainkan juga mengenai nilai-nilai kekeluargaan, keramahan, serta semangat berbagi yang semakin terasa selama bulan penuh berkah ini.

Biasanya, menjelang waktu berbuka, anggota keluarga akan berkumpul di rumah, begitu pula teman-teman dan bahkan tetangga yang di undang untuk turut serta menikmati hidangan bersama. Tradisi ini di pandang sebagai waktu yang sangat berharga untuk mempererat hubungan antarindividu. Kebiasaan ini juga dapat memperkuat komunikasi dan menciptakan suasana yang harmonis di tengah masyarakat. Dalam budaya Turki, menjamu orang lain untuk berbuka di anggap sebagai bentuk kemurahan hati dan menjadi salah satu cara untuk memperoleh pahala selama Ramadan. Oleh sebab itu, banyak keluarga yang dengan senang hati membuka pintu rumah mereka untuk menjamu tamu-tamu.

Santapan yang di sajikan dalam iftar sofrası pun sangat beragam dan menggambarkan kekayaan kuliner khas Turki. Biasanya, hidangan di awali dengan sup hangat. Misalnya seperti sup ayam atau sup lentil yang menenangkan perut setelah seharian berpuasa. Menu utama bisa berupa döner kebab, adana kebab, sarma (daun anggur isi), serta roti dan nasi yang di masak dengan berbagai bumbu tradisional. Sebagai pelengkap, makanan penutup seperti baklava yang merupakan kue berlapis dengan sirup manis dan kacang serta minuman seperti teh Turki atau jus buah segar turut menyemarakkan suasana makan malam.

Itu dia beberapa tradisi Ramadhan Di Turki yang sangat menarik untuk kita ikuti saat berkunjung ke negara ini. Tentunya perayaan Ramadhan akan terasa lebih semarak dan sangat spesial saat mengikuti tradisi Ramadhan Di Turki.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait