
Ange Postecoglou Pelatih Yang Membawa Klub Tottenham Hotspur Memenangkan Gelar Europa League Kini Telah Resmi Di Pecat. Tottenham Hotspur resmi mengakhiri kerja sama dengan Ange Postecoglou pada Jumat malam, 6 Juni 2025. Meskipun berhasil mempersembahkan gelar Liga Europa, pelatih asal Australia tersebut tetap di berhentikan dari jabatannya. Keputusan ini di ambil setelah klub melakukan evaluasi menyeluruh terhadap performa tim selama masa kepemimpinannya. Melalui pernyataan resmi, Tottenham menyampaikan bahwa mereka telah mempertimbangkan berbagai hal sebelum akhirnya membebastugaskan Postecoglou dari posisinya. Menariknya, keputusan pemecatan ini datang tak lama setelah keberhasilan tim meraih trofi Liga Europa. Dalam laga final yang berlangsung pada akhir Mei, Tottenham berhasil menaklukkan Manchester United dengan skor tipis 1-0. Kemenangan tersebut menjadi momen penting karena mengakhiri penantian panjang klub akan gelar juara sejak tahun 2008.
Di samping itu, berkat keberhasilan di kompetisi Eropa, Tottenham juga memastikan tiket ke Liga Champions musim depan, walaupun mereka hanya menempati posisi ke-17 di klasemen akhir Liga Inggris. Postecoglou memulai kiprahnya sebagai pelatih Tottenham pada tahun 2023. Namun demikian, dalam dua musim terakhir, ia mengalami kesulitan dalam menjaga konsistensi performa tim, terutama di kompetisi domestik. Di musim pertamanya, Tottenham mampu finis di peringkat kelima Liga Inggris. Akan tetapi, penurunan drastis terjadi di musim berikutnya saat klub hanya mampu mengoleksi 38 poin dan terperosok ke posisi ke-17. Catatan ini bahkan menjadi yang terburuk dalam 48 tahun terakhir sejarah klub. Selama menangani Tottenham, Postecoglou memimpin sebanyak 101 pertandingan. Dari jumlah tersebut, ia mencatatkan 47 kemenangan, 15 hasil imbang, dan 39 kekalahan. Persentase kemenangan yang di raih mencapai 46,53 persen. Dengan demikian, meski ada pencapaian membanggakan, performa inkonsisten di liga menjadi dasar pemutusan kontraknya.
Memecat Manajer Ange Postecoglou
Keputusan mengejutkan Tottenham Hotspur yang Memecat Manajer Ange Postecoglou pada Jumat malam, 6 Juni 2025, langsung memicu reaksi keras dari para pemain. Beberapa pilar utama tim merasa marah dan kecewa atas langkah manajemen tersebut. Walaupun Postecoglou baru saja membawa Spurs menjuarai Liga Europa, pencapaian itu ternyata tidak cukup untuk mempertahankan posisinya. Usia 59 tahun, pelatih asal Australia tersebut berhasil mempersembahkan trofi yang telah di nantikan selama 17 tahun. Namun demikian, kegagalan di Liga Inggris musim 2024/2025, di mana Tottenham hanya mampu finis di peringkat ke-17, tampaknya menjadi salah satu pertimbangan utama pemecatan ini. Sebagai konsekuensinya, tensi di ruang ganti semakin tinggi. Bahkan, muncul laporan yang menyebutkan adanya potensi pemberontakan internal dari sejumlah pemain yang merasa tidak terima dengan keputusan klub. Berdasarkan pemberitaan dari Sydney Morning Herald, para pemain di kabarkan sangat kecewa terhadap proses dan cara keputusan itu di ambil.
Mereka merasa manajemen tidak memberikan penghargaan yang layak atas keberhasilan di kompetisi Eropa. Manajer berikutnya di yakini akan menghadapi tantangan berat, terutama dalam memulihkan kondisi mental tim. Lebih lanjut, beberapa pemain inti seperti Pedro Porro, James Maddison, dan Cristian Romero di sebut sebagai sosok yang mendukung penuh Postecoglou untuk tetap menjadi pelatih. Dukungan ini menunjukkan bahwa filosofi serta pendekatan kepelatihan Postecoglou mendapat tempat di hati para pemain. Oleh karena itu, ketegangan yang terjadi saat ini bisa menjadi hambatan besar bagi pengganti yang akan datang. Sebagai tambahan, Fox Sport mengungkapkan bahwa keputusan Daniel Levy untuk memecat Postecoglou di landasi oleh keinginan menghindari kesalahan serupa seperti yang di alami Manchester United. Ironisnya, Tottenham baru saja memperburuk nasib Setan Merah dengan menaklukkan mereka 1-0 di final Liga Europa yang berlangsung di Bilbao.
Memutus Kontrak Kerja
Tottenham Hotspur secara resmi Memutus Kontrak Kerja dengan manajer Ange Postecoglou, meskipun ia sukses mempersembahkan gelar Liga Europa. Meski membawa klub meraih kejayaan di pentas Eropa, posisi ke-17 yang di raih Spurs di Premier League di anggap sebagai kegagalan besar oleh pihak manajemen dan di nilai tidak cukup untuk mempertahankan jabatan sang pelatih. Kendati demikian, Postecoglou mencatat sejarah dengan mengantar tim menjuarai Liga Europa usai menaklukkan Manchester United di laga final di Bilbao. Gelar ini menjadi trofi pertama bagi Spurs dalam kurun waktu 17 tahun. Namun begitu, kekalahan sebanyak 22 kali di kompetisi liga membuat nasib pelatih asal Australia itu tak bisa di selamatkan. Hanya berselang 16 hari setelah kemenangan bersejarah di San Mames, Ketua Klub Daniel Levy memutuskan untuk mengambil arah baru. Dengan demikian, posisi manajer Tottenham kini menjadi incaran banyak pelatih top Eropa, terlebih karena klub telah memastikan tiket ke Liga Champions dan memiliki komposisi skuad bertalenta.
Sementara itu, pelatih Brentford, Thomas Frank, muncul sebagai kandidat paling kuat. Levy di laporkan telah melakukan pendekatan kepada pelatih asal Denmark tersebut dan menjadikannya target utama. Frank sendiri berhasil membawa Brentford berkembang dari tim Championship menjadi kekuatan yang stabil di Premier League. Bahkan, Brentford menutup musim dengan finis di posisi ke-10 dan unggul 18 poin dari Tottenham. Meski begitu, karena Frank masih terikat kontrak dua tahun, Tottenham kemungkinan harus menyiapkan dana kompensasi yang besar. Selain itu, nama Marco Silva dari Fulham turut masuk dalam daftar calon pelatih. Ia berhasil membawa Fulham promosi kembali ke Premier League pada 2022 dan mengubah tim menjadi lebih kompetitif. Walau sempat gagal di Everton, reputasinya kembali bersinar. Pelatih Crystal Palace, Oliver Glasner, juga jadi perhatian setelah mencetak sejarah bersama The Eagles.
Langkah Mengejutkan
Tottenham Hotspur mengambil Langkah Mengejutkan dengan memecat Ange Postecoglou dari posisi pelatih kepala. Keputusan ini di ambil karena performa Tottenham yang terpuruk di ajang Premier League musim 2024/2025. Musim tersebut bagaikan perjalanan roller coaster bagi The Lilywhites, di mana mereka gagal menunjukkan konsistensi di berbagai kompetisi domestik. Selain tersingkir di babak keempat Piala FA dan hanya sampai semifinal Carabao Cup, mereka juga mengakhiri musim di posisi ke-17 klasemen Premier League, yang merupakan pencapaian buruk dalam sejarah klub. Namun demikian, performa Tottenham di kancah Eropa justru berbanding terbalik. Pada final Liga Europa yang di gelar di Estadio San Mames tanggal 30 Agustus, mereka sukses menumbangkan Manchester United dengan skor 1-0 lewat gol tunggal Brennan Johnson di menit ke-42. Keberhasilan ini sekaligus menghadirkan trofi pertama bagi Spurs dalam 17 tahun, sejak terakhir kali meraih Carabao Cup pada tahun 2008.
Meski menjadi momen manis, keberhasilan tersebut nyatanya tak cukup menyelamatkan nasib Postecoglou di kursi kepelatihan. Pelatih berusia 59 tahun itu akhirnya di berhentikan pada Sabtu dini hari, 7 Juni 2025. Manajemen klub menyebut bahwa musim buruk di Premier League menjadi alasan utama pemecatan. Dalam pernyataan resmi, pihak klub menyebut bahwa meskipun keberhasilan di Liga Europa sangat membanggakan, keputusan strategis tidak bisa di pengaruhi oleh emosi semata. Mereka menilai perubahan pendekatan di perlukan agar klub mampu bersaing secara luas di musim berikutnya. Postecoglou yang mulai menangani Tottenham sejak 6 Juni 2023 sebelumnya menandatangani kontrak berdurasi empat tahun. Namun, dalam dua musim kepemimpinannya, dari 101 laga di semua ajang, ia hanya mampu mencatatkan 47 kemenangan, 15 hasil imbang, dan 39 kekalahan. Persentase kemenangannya pun tercatat sebesar 46,53 persen. Keputusan manajemen Tottenham Hotspur untuk berpisah meski baru saja meraih gelar Liga Europa menjadi akhir perjalanan yang penuh dinamika bagi Ange Postecoglou.