Literasi Keuangan Sebagai Pilar Transformasi Sosial
Literasi Keuangan Sebagai Pilar Transformasi Sosial

Literasi Keuangan Sebagai Pilar Transformasi Sosial

Literasi Keuangan Sebagai Pilar Transformasi Sosial

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Literasi Keuangan Sebagai Pilar Transformasi Sosial
Literasi Keuangan Sebagai Pilar Transformasi Sosial

Literasi Keuangan Menjadi Pondasi Penting Dalam Membangun Ketahanan Ekonomi Masyarakat Di Era Digital Yang Semakin Marak Saat Ini. Salah satu bentuk konkret upaya memperluas pemahaman ini di lakukan BTPN Syariah. Di mana, melalui kegiatan edukatif yang di selenggarakan di Sekolah Dasar Aisyiyah 2 Mataram, Nusa Tenggara Barat. Dalam kegiatan tersebut, BTPN Syariah mengarahkan perhatian pada para tenaga pendidik sebagai sasaran utama pembekalan. Strategi ini bertujuan agar para guru dapat menjadi agen pengetahuan yang menyebarkan pemahaman literasi keuangan kepada siswa maupun komunitas di sekitarnya. Tidak hanya menekankan aspek teoritis, materi yang di sampaikan juga mencakup praktik keuangan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Yang mana masyarakat di harapkan mampu mengenali ancaman dari berbagai aktivitas keuangan ilegal. Ini seperti pinjaman daring tidak resmi dan perjudian online, serta memahami urgensi membuat perencanaan keuangan yang bijak. Lebih lanjut, pendekatan ini di rancang agar mampu menciptakan perubahan perilaku keuangan secara berkelanjutan.

Sebagai bentuk keseriusan, BTPN Syariah menyiapkan sebanyak 500 modul edukatif yang di rancang secara kontekstual. Hal ini agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, khususnya nasabah dari kalangan ultra mikro. Selanjutnya, literasi keuangan dalam modul-modul tersebut mencakup berbagai aspek penting. Ini mulai dari pengelolaan pendapatan, pencatatan belanja, hingga kewaspadaan terhadap pinjaman yang tidak memiliki kejelasan legalitas.

Dwiyono Bayu Winantio selaku Direktur BTPN Syariah menekankan bahwa peran guru dalam penyebaran literasi keuangan sangat vital. Hal ini di karenkana mereka memiliki posisi strategis sebagai agen perubahan di komunitas. Oleh karena itu, kegiatan edukasi ini tidak hanya menyasar kalangan guru saja. Melainkan, di rancang untuk mencakup seluruh elemen masyarakat. Dalam konteks yang lebih luas, Dwiyono menyoroti bahwa peningkatan literasi keuangan merupakan langkah strategis. Khususnya dalam mengurangi ketergantungan masyarakat pada praktik-praktik keuangan yang merugikan.

Materi Literasi Keuangan Yang Di Sampaikan Oleh BTPN Syariah

Menurut Dwiyono, pemahaman masyarakat tentang bahaya judi daring dan pinjaman ilegal perlu di tanamkan melalui pendekatan yang sistematis dan berkelanjutan. Oleh karena itu, Materi Literasi Keuangan Yang Di Sampaikan Oleh BTPN Syariah di rancang agar responsif terhadap dinamika. Serta, terhadap isu aktual yang berkembang di tengah masyarakat. Jika suatu waktu isu terkait perdagangan digital atau fluktuasi harga pasar mencuat, maka topik tersebut akan diintegrasikan dalam materi edukatif untuk memastikan bahwa literasi keuangan tetap relevan dan kontekstual.

Selain menanamkan nilai literasi keuangan, BTPN Syariah juga memperkuat fondasi pemberdayaan ekonomi melalui bantuan sertifikasi halal. Bantuan tersebut kepada para pelaku usaha mikro, khususnya di sektor kuliner. Tujuannya adalah untuk mendampingi sekitar 30 ribu nasabah dalam proses sertifikasi halal dengan memanfaatkan platform digital. Langkah ini sejalan dengan misi utama BTPN Syariah dalam mengintegrasikan literasi keuangan dengan praktik usaha yang sesuai syariat. Hal ini juga sekaligus mendorong kemandirian ekonomi masyarakat kecil. Lebih lanjut, Dwiyono menjelaskan bahwa pemahaman yang cukup mengenai proses sertifikasi halal sangat penting bagi para pelaku usaha mikro. Oleh karena itu, pendekatan edukatif dan pendampingan intensif menjadi bagian integral dalam pelaksanaan program ini. Selanjutnya, ia menekankan bahwa literasi keuangan harus terus di sinergikan dengan pemberdayaan ekonomi agar masyarakat, khususnya perempuan. Menurutnya, jika perempuan memiliki kendali atas kondisi keuangannya, maka kesejahteraan keluarga juga akan ikut terdongkrak.

Sebagai pelengkap dari program-program literasi keuangan dan bantuan sertifikasi halal, BTPN Syariah turut merealisasikan kontribusinya dalam bentuk fisik. Kontribusi ini yaitu dengan merenovasi aula SD Aisyiyah 2 Mataram. Renovasi ini di maksudkan agar aula tersebut dapat di manfaatkan sebagai ruang publik multifungsi yang mendukung kegiatan literasi keuangan. Ruang ini di harapkan menjadi pusat pembelajaran yang inklusif dan berkelanjutan. Sehingga menjadi tempat di mana masyarakat dapat saling berbagi pengetahuan, terutama dalam hal literasi keuangan dan kewirausahaan.

Di Gunakan Untuk Pembangunan Sarana Dan Prasarana

Langkah dan upaya tersebut di biayai melalui dana kebajikan yang di alokasikan secara khusus oleh BTPN Syariah setiap tahunnya. Lebih lanjut, dana ini Di Gunakan Untuk Pembangunan Sarana Dan Prasarana yang di butuhkan masyarakat. Semuanya di lakukan berdasarkan kajian dan evaluasi terhadap kebutuhan nyata masyarakat di wilayah operasional BTPN Syariah. Sehingga, literasi keuangan yang di perkenalkan tidak berhenti pada aspek teoritis, melainkan di sertai dukungan nyata terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Kemudian, Dwiyono menegaskan bahwa sebelum menyalurkan dana kebajikan, BTPN Syariah melakukan pemetaan kebutuhan masyarakat secara cermat. Misalnya, jika di temukan bahwa masyarakat di suatu daerah mengalami kesulitan akses air bersih. Maka dari itu, dana akan di gunakan untuk pembangunan fasilitas air bersih. Jika pengelolaan sampah menjadi isu utama, maka pendirian bank sampah menjadi prioritas. Bahkan dalam konteks sosial, jika di perlukan ruang diskusi komunitas, maka balai desa akan di bangun untuk mendukung kohesi sosial dan ekonomi lokal. Sehingga, pendekatan berbasis kebutuhan ini merupakan bentuk nyata dari penerapan prinsip literasi keuangan yang holistik. Yang mana, pemahaman keuangan harus selaras dengan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Kolaborasi yang di bangun BTPN Syariah tidak terbatas pada lembaga pemerintah saja. Tetapi juga menjalin kemitraan erat dengan organisasi masyarakat seperti Muhammadiyah dan Aisyiyah.

Sulhan Hadi selaku Ketua Majelis Ekonomi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah NTB menyatakan bahwa prinsip pemberdayaan masyarakat yang di usung BTPN Syariah sangat sejalan dengan nilai yang di junjung Muhammadiyah. Lebih lanjut, Sulhan menyampaikan bahwa kolaborasi semacam ini memperkuat nilai-nilai keislaman dalam kegiatan ekonomi dan sosial. Hal ini sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan syariah. Pendekatan yang di lakukan BTPN Syariah di nilainya mampu menyentuh aspek spiritual. Selanjutnya, hal senada juga di ungkapkan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah, Shofia Rawiana. Di mana, ia mengapresiasi upaya BTPN Syariah dalam menyediakan ruang pemberdayaan yang menyasar perempuan.

Bukan Hanya Sebuah Proyek Sesaat

Melalui semua program dan inisiatif tersebut, BTPN Syariah memperlihatkan bahwa literasi keuangan Bukan Hanya Sebuah Proyek Sesaat. Hal ini melainkan sebuah strategi jangka panjang untuk membentuk masyarakat yang mandiri secara ekonomi dan sejahtera secara sosial. Literasi keuangan yang di terapkan BTPN Syariah mencakup dimensi pendidikan, pembangunan infrastruktur, serta pendampingan usaha. Sehingga, pendekatan ini tidak hanya menekankan pemahaman terhadap konsep keuangan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai tanggung jawab, integritas, dan solidaritas dalam mengelola sumber daya yang ada.

Dengan pendekatan yang menyeluruh, literasi keuangan telah menjadi sarana transformasi sosial yang signifikan. Yang tidak hanya berfungsi sebagai tameng untuk mencegah masyarakat terjerumus dalam perangkap keuangan yang merugikan seperti praktik pinjaman ilegal dan perjudian daring. Namun, literasi ini juga membuka akses bagi masyarakat menuju pengelolaan keuangan yang cerdas dan berorientasi masa depan. Melalui strategi yang menyentuh kebutuhan riil masyarakat, BTPN Syariah menunjukkan bahwa lembaga keuangan berbasis syariah mampu berperan aktif dalam mendorong pembangunan yang adil dan berkelanjutan di Indonesia. Keseluruhan upaya ini menegaskan bahwa literasi keuangan bukanlah sekadar informasi teknis. Namun, gerakan sosial yang mengajak semua pihak untuk terlibat. Literasi ini harus menjadi bagian dari budaya masyarakat yang peduli terhadap masa depan finansialnya. Oleh karena itu, BTPN Syariah menanamkan fondasi yang kuat bagi kemajuan sosial dan ekonomi melalui Literasi Keuangan.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait