Money Dysmorphia, Dampak Pada Mental Dan Keuangan
Money Dysmorphia, Dampak Pada Mental Dan Keuangan

Money Dysmorphia, Dampak Pada Mental Dan Keuangan

Money Dysmorphia, Dampak Pada Mental Dan Keuangan

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Money Dysmorphia, Dampak Pada Mental Dan Keuangan
Money Dysmorphia, Dampak Pada Mental Dan Keuangan

Money Dysmorphia Adalah Fenomena Psikologis Yang Semakin Di Kenal Terkait Pandangan Terdistorsi Terhadap Keuangan Pribadi. Meskipun belum di akui secara resmi sebagai diagnosis medis, kondisi ini mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk melihat situasi keuangannya secara objektif. Hal ini yang sering kali mengarah pada pandangan yang terdistorsi. Mereka yang mengalami money dysmorphia cenderung merasa cemas, tidak puas, atau bahkan merasa bahwa kondisi keuangan mereka jauh lebih buruk daripada kenyataannya. Meskipun secara finansial mereka mungkin berada dalam posisi yang stabil atau bahkan menguntungkan, perasaan tidak cukup ini tetap ada. Fenomena ini sering kali muncul karena perbandingan sosial yang terus-menerus dengan orang lain. Hal ini baik itu teman, keluarga, atau bahkan influencer di media sosial. Media sosial, dengan segala kemewahan dan pencapaian yang sering di pamerkan, menjadi salah satu pemicu utama.

Seseorang yang terus-menerus melihat orang lain tampil sukses dan kaya bisa merasa bahwa mereka tidak cukup baik. Meskipun, secara finansial mereka sudah lebih dari cukup. Hal ini menambah tekanan psikologis yang menyebabkan perasaan cemas dan stres yang tidak perlu. Selain itu, money dysmorphia juga dapat mempengaruhi keputusan finansial seseorang. Karena merasa bahwa mereka harus selalu lebih baik atau lebih kaya, individu dengan money dysmorphia mungkin mengambil risiko finansial yang lebih besar. Hal ini seperti berutang untuk mengikuti gaya hidup yang tidak mereka mampu. Ini bisa merusak kestabilan finansial dan bahkan menyebabkan masalah keuangan yang lebih besar.

Jika di biarkan berlarut-larut, money dysmorphia dapat menyebabkan masalah kesehatan mental yang serius, seperti kecemasan atau depresi. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda awal dan mencari cara untuk mengelola pandangan terhadap uang dan kesejahteraan finansial dengan lebih sehat. Serta, juga menghindari perbandingan yang berlebihan dengan orang lain.

Money Dysmorphia Terjadi Ketika Seseorang Merasa Cemas Dan Tidak Puas Tentang Kondisi Keuangannya

Money Dysmorphia Terjadi Ketika Seseorang Merasa Cemas Dan Tidak Puas Tentang Kondisi Keuangannya, meskipun kenyataannya situasi finansial mereka stabil. Kondisi ini, meskipun belum di akui sebagai diagnosis medis resmi, telah menjadi topik yang semakin banyak di bicarakan. Menurut Smriti Joshi, MPhil, seorang psikolog dan kepala psikologi di Wysa, distorsi persepsi terhadap kondisi keuangan ini dapat di sebabkan oleh berbagai faktor. Hal ini seperti kecemasan finansial, pengalaman buruk terkait uang di masa llau, atau perbandingan terus-menerus dengan orang lain, terutama di media sosial. Di zaman sekarang, media sosial menjadi salah satu faktor utama yang memperburuk kondisi ini. Media sosial sering kali menampilkan gaya hidup yang tampaknya tak terjangkau, seperti liburan mewah, pembelian barang-barang mahal, atau pencapaian finansial yang luar biasa. Melihat hal tersebut secara terus-menerus dapat memicu perasaan bahwa seseorang kurang berhasil atau tidak cukup baik, meskipun secara objektif mereka sudah memiliki kehidupan yang stabil dan cukup.

“Media sosial dapat menciptakan standar kesuksesan yang tidak realistis. Hal ini yang membuat seseorang merasa bahwa mereka tertinggal atau kurang sukses di bandingkan dengan orang lain”, ujar Joshi. Selain itu, peristiwa traumatis yang berhubungan dengan uang, seperti kehilangan pekerjaan atau perpisahan yang berdampak pada keuangan, juga dapat memperburuk perasaan cemas ini. individu yang pernah mengalami kejadian-kejadian tersebut mungkin merasa tidak aman secara finansial meskipun kondisi mereka sudah stabil.

Money dysmorphia bisa sangat merusak, baik dari sisi mental maupun finansial. Rasa cemas yang berlebihan bisa menyebabkan stres, depresi, atau bahkan keputusan finansial yang buruk. Hal ini seperti berutang untuk mengikuti gaya hidup orang lain. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda money dysmorphia dan mengatasi perasaan tersebut dengan cara yang sehat, seperti berbicara dengan profesional atau memfokuskan diri pada pencapaian pribadi tanpa perbandingan yang tidak perlu.

Gejala-Gejala

Gejala-Gejala money dysmorphia sering kali dapat terlihat dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah kekhawatiran berlebihan tentang uang, di mana seseorang terus-menerus merasa takut tidak memiliki cukup uang meskipun tabungan mereka mencukupi. Kecemasan ini muncul tanpa alasan yang jelas, dan sering kali membuat mereka berpikir bahwa bahkan pengeluaran kecil sekalipun bisa mengancam kestabilan finansial mereka. Selain itu, obsesi terhadap pengeluaran kecil juga sering terjadi. Individu dengan money dysmorphia cenderung menghabiskan banyak waktu memikirkan pengeluaran sepele, seperti membeli secangkir kopi atau makan di luar. Mereka merasa cemas dan bersalah setelah melakukan pengeluaran tersebut. Meskipun, dampaknya terhadap keuangan mereka tidak signifikan. Hal ini akhirnya membuat mereka ragu dalam membuat keputusan finansial yang bijak. Fenomena lain yang sering terjadi adalah menghindari pengeluaran sama sekali, meskipun itu untuk kebutuhan penting. Ketakutan akan kehabisan uang membuat seseorang memilih untuk menahan diri dari pengeluaran. Bahkan, untuk hal-hal yang di perlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Alih-alih menikmati hasil kerja keras mereka, mereka lebih memilih untuk menyimpan uang tanpa tujuan yang jelas. Perbandingan dengan orang lain juga menjadi pemicu utama money dysmorphia. Terutama, di era media sosial seperti sekarang. Melihat orang lain, baik teman atau influencer, memamerkan liburan mewah, mobil baru, atau rumah impian, bisa membuat seseorang merasa tertinggal. Jenny Woo, PhD, MBA, CEO Mind Brain Emotion, menyebutkan bahwa generasi muda, seperti Gen Z dan milenial, lebih rentan terhadap perbandingan ini karena kebiasaan menghabiskan banyak waktu di media sosial.

Akhirnya, setelah melakuan pembelian, perasaan bersalah atau malu sering muncul, meskipun itu adalah pengeluaran yang penting. Perasaan ini muncul karena mereka merasa bahwa setiap pengeluaran bisa mengancam stabilitas keuangan mereka, meskipun itu hanya ilusi.

Berpotensi Merusak

Lindsay Bryan-Podvin, LMSW, CFT, seorang terapis finansial, menyebutkan bahwa kondisi ini dapat menyebabkan stres yang seharusnya dapat di hindari. Serta, dalam kasus yang lebih parah, seseorang bisa terjebak dalam kebangkrutan akibat pengeluaran yang impulsif. Dorongan untuk membeli tanpa perencanaan sering kali datang dari perasaan ingin mengimbangi gaya hidup orang lain atau mencoba meredakan kecemasan sesaat. Namun, akhirnya justru menambah masalah finansial. Selain itu, money dysmorphia juga Berpotensi Merusak hubungan dengan teman atau pasangan. Karena di satu sisi, kecemasan finansial ini sering kali membuat konflik atau membuat seseorang menarik diri dari lingkungan sosial mereka.

Banyak orang yang mengalami money dysmorphia merasa enggan berbicara tentang masalah keuangannya. Hal ini yang pada akhirnya membuat mereka merasa terisolasi. Jika di biarkan tanpa penanganan, dampak psikologis dari fenomena ini bisa semakin memperparah masalah finansial dan kualitas hidup seseorang. Di satu sisi, menurunkan rasa puas terhadap kehidupan mereka secara keseluruhan.

Penting untuk memahami akar permasalahan dan mengambil langkah-langkah proaktif. Langkah pertama adalah menyadari bahwa kecemasan tentang uang sering kali tidak di dasarkan pada realitas, melainkan para persepsi yang terdistorsi. Mulailah dengan mencatat pemasukan, pengeluaran, dan tujuan keuangan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kondisi finansialmu. Jika kecemasan ini di picu oleh media sosial, pertimbangkan waktu untuk mengurangi waktu yang di habiskan di platform tersebut atau berhenti mengikuti akun-akun yang memicu perasaan tidak cukup. Pemahaman dan penanganan tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan finansial dari dampak Money Dysmorphia.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait